Hal ini terjadi karena menyangkut 2 hal penting yaitu keyakinan dan toleransi dalam beragama.
Hari Natal adalah hari suka cita bagi umat Nasrani merayakan atas
kelahiran Yesus yang mereka percayai sebagai Tuhan Sang Juru Selamat.
Jadi ini adalah keyakinan mereka bahwa Tuhan lahir ke Dunia sebagai Juru selamat manusia.
Bagi umat Islam, keyakinan adalah hal paling penting yang harus dipegang teguh dalam menjalankan agama.
Keyakinan ini harus selaras antara hati, ucapan dan tindakan.
Bagi muslim yang sangat ketat dalam masalah keyakinan, "mengucapkan selamat Natal" artinya menerima keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan yang Lahir ke dunia sebagai juru selamat, tentu saja ini tidak diperbolehkan. Karena dalam Ajaran Islam Yesus adalah Nabi Isa yang merupakan utusan Tuhan untuk Bani Israel.
Sementara itu ada sebagian juga muslim yang longgar dalam menjalankan agama. Bagi mereka ini hanya bagian dari toleransi bermasyarakat. Bagi muslim yang membolehkan ini "ucapan selamat natal" hanya sebatas lisan saja, atau dalam bahasa mudahnya ini hanya basa-basi saja.
Ada juga muslim yang membolehkan mengucapkan selamat natal dengan alasan bahwa ini adalah perayaan kelahiran Nabi Isa. namun alasan ini kurang kuat karena ada kontroversi kapan sebenarnya Nabi Isa itu dilahirkan. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa tanggal 25 Desember adalah berasal dari perayaan penyembahan mataharinya kaum pagan.
Selain itu ada yang membolehkan juga dengan alasan Keterpaksaan. Sebagian ulama yang hidup di dunia modern ini, memberikan kelonggaran dalam masalah ini, terutama dalam keadaan terpaksa dan terdesak.
Bentuk bentuk keterpaksaan itu antara lain, muslim yang tinggal di lingkungan mayoritas nasrani. Bila tidak mengucapkan selamat natal maka akan mendapatkan tekanan sosial.
Lalu Sikap mana yang seharusnya kita pilih?
Untuk itu marilah kita simak baik baik penjelasan berikut ini dan Anda putuskan sendiri
1. Toleransi Beragama (Tasamuh)
Dalam Islam Toleransi disebut dengan Tasamuh. sejak 14 abad lalu Islam telah mengenal ajaran ini.Tasamuh adalah Rasa tenggang rasa dan saling menghormati antara sesama manusia. Saling menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.
Hak setiap orang untuk melakukan apa yang telah menjadi haknya. Kita tidak boleh menggangu hak-hak orang lain.
Hak setiap orang untuk menjalankan apa yang diyakininya.
Setiap orang seharusnya menghormati dan menghargai keyakinan orang lain.
Hak setiap orang nasrani untuk merayakan Hari Natal karena apa yang diyakininya.
dan hak untuk setiap orang muslim juga untuk tidak mengucapkan selamat hari natal karena apa yang diyakininya.
Keduanya jika memang bertoleransi harusnya saling memahami hal ini.
2. Hari Raya Besar
Hari raya besar bagi umat Islam adalah Idul fitri dan Idul Adha.Idul fitri merayakan keberhasilan seorang muslim setelah menyelesaikan puasa Ramadhan.
Idul Adha sebagai perayaan dalam ibadah Haji.
Ada juga perayaan kecil untuk merayakan kelahiran Rasulullah yaitu maulid Nabi.
Sebagian muslim merayakan hari kelahiran Rasulullah yang diyakini sebagai utusan Tuhan sebagai pembimbing umat manusia menuju keselamatan.
Sedangkan Hari Natal adalah hari raya umat Nasrani yang berlanjut sampai perayaan tahun baru.
Hari natal merayakan atas kelahiran Yesus yang diyakini sebagai kelahiran Tuhan sebagai juru selamat manusia.
Maka, jika boleh disandingkan
Hari Raya Natal itu seharusnya disandingkan Dengan Hari Maulid Nabi.
Karena persamaan dalam masalah kelahiran.
Lalu coba tanyakan kepada orang nasrani apakah mereka juga mau mengucapkan selamat hari maulid Nabi. Selamat atas kelahiran seorang Utusan Allah sebagai pembimbing manusia menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Silahkan Anda pikirkan
maka sebenarnya Siapakah sebenarnya yang Bertoleransi dan tidak Bertoleransi itu.