5806. JIIKA RAGU - RAGU TIDAK MELAKUKAN SUJUD KE DUA DALAM SHALAT

PERTANYAAN :

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
Saya sholat dhuhur, di saat duduk tahyat akhir , saya ragu apakah sudah sujud dua kali apa masih satu kali , tapi karena saya bingung maka saya lanjutkan baca tahyat akhir dan mengucapkan salam, stelah mengucapkan salam ( selesai sholat ) saya masih ragu dengan sholat saya, antara sah dan tidak.
Kalau seperti itu yang saya alami apa yang harus saya lakukan, apakah harus sholat dhuhur lagi atau biarkan saja gak usah sholat duhur lagi dan anggap cuman was was ( gangguan syaiton).. ....!!! Mohon binbingannya para yai & nyai. Atas diloloskannya kami ucapkan banyak terima kasih ( buat para admin dan seluruh staff nya ).
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته. 
[كارتو يغ أس]

JAWABAN :

Wa'alaikumussalam. Harus shalat zhuhur lagi / I'adah karena seharusnya ketika ragu tersebut yang bersangkutan harus langsung sujud. Jika permasalahan dan kejadian nya sebelum di atas, seharusnya jangan lanjutkan takhiyat akhir dulu, tapi sujud satu kali lagi, kemudian tahiyat akhir, setelah tahiyat akhir maka disunahkan sujud sahwi, baru setelah itu salam. Tapi jika kejadian nya seperti yang dialami antum ini, melanjutkan tahiyat akhir dan salam maka ia harus mengulang sholat nya. 

Perbedaan Syak / Ragu - ragu dan Waswas
Syakk adalah bimbang diantara dua pilihan, ada dan tiada, di tengah-tengah antara keduanya, tidak ada yang mengungguli antara keduanya. Apabila unggul salah satunya maka dinamakan dzon, kebalikan dari dzon adalah wahm
Was was adalah bisikan hati dan setan yang tidak berdasarkan atas keaslian hukum suatu perkara. Seperti halnya khobarnya orang yang ditolak kesaksiannya, mengakhirkan sholat dengan cara sampai melampaui batas, juga seperti hukum baju yang kebiasannya terkena najis, hukum sholat dibelakang orang yang punya kebiasaan tasahul sholat (meremehkan, menggampangkan), dalam masalah-masalah ini ihtiyath (berhati hati) dalam menentukan hukum diperlukan, apabila hukum yang dihasilkan di luar yang seharusnya maka itu dinamakan dengan was was yang termasuk sebagian dari berkara baru, seperti halnya menyangka najis terhadap sesuatu yang jelas jelas suci. Maka solusi bagi yang was was ini adalah meninggalkan was was. Wallohu a'lam. [Muhammad Faqih, Moh Showi, ناصح الدين].

Ibarot :

- Minhajul Qawim :

"ﻭﺇﻥ ﺗﺬﻛﺮ ﺗﺮﻙ ﺭﻛﻦ ﺑﻌﺪ اﻟﺴﻼﻡ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ اﻟﻨﻴﺔ ﺃﻭ ﺗﻜﺒﻴﺮﺓ اﻹﺣﺮاﻡ ﺑﻄﻠﺖ ﺻﻼﺗﻪ" ﻭﻛﺬا ﻟﻮ ﺷﻚ ﻓﻴﻬﻤﺎ. "ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﺑﻨﻰ ﻋﻠﻰ ﺻﻼﺗﻪ ﺇﻥ ﻗﺮﺏ اﻟﻔﺼﻞ ﻭﻟﻢ" ﻳﺄﺕ ﺑﻤﻨﺎﻑ ﻟﻠﺼﻼﺓ ﻛﺄﻥ "ﻳﻤﺲ ﻧﺠﺎﺳﺔ" ﻏﻴﺮ ﻣﻌﻔﻮ ﻋﻨﻬﺎ. "ﻭ" ﻟﻜﻦ "ﻻ ﻳﻀﺮ اﺳﺘﺪﺑﺎﺭ اﻟﻘﺒﻠﺔ" ﺇﻥ ﻗﺼﺮ ﺯﻣﻨﻪ ﻋﺮﻓﺎ "ﻭﻻ اﻟﻜﻼﻡ" ﺇﻥ ﻗﻞ ﻋﺮﻓﺎ ﺃﻳﻀﺎ ﻷﻧﻬﻤﺎ ﻗﺪ ﻳﺤﺘﻤﻼﻥ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫا ﻃﺎﻝ ﺯﻣﻦ اﻷﻭﻝ ﺃﻭ ﻛﺜﺮ اﻟﺜﺎﻧﻲ. "ﻭﺇﻥ ﻃﺎﻝ اﻟﻔﺼﻞ" ﻋﺮﻓﺎ "اﺳﺘﺄﻧﻔﺖ اﻟﺼﻼﺓ"

بغية المسترشدين صـ 5
(مسألة : ب) : الفرق بين الشك والوسوسة أن الشك هو التردد في الوقوع وعدمه ، وهو اعتقاد أن يتقاوم تساويهما ، لا مزية لأحدهما على الآخر ، فإن رجح أحدهما لرجحان المحكوم به على نقيضه فهو الظن وضده الوهم. وأما الوسوسة فهي : حديث النفس والشيطان لا تنبني على أصل ، بخلاف الشك فينبني عليه ، كأخبار من لا يقبل ، وتأخير الصلاة تأخيراً مفرطاً ، وكثياب من عادته مباشرة النجاسة ، وكالصلاة خلف من عادته التساهل ، فالاحتياط مطلوب ، فإن لم يكن شيء من ذلك فهي الوسوسة التي هي من البدع كأن يتوهم النجاسة ، فالاحتياط حينئذ ترك الاحتياط.

فتح المعين
أو شك هو أي غير المأموم فى ركن هل فعل أم لا كأن شك راكعا هل قرأ الفاتحة أوساجدا هل ركع أواعتدل أتى به فورا وجوبا ان كان الشك قبل فعله مثله أي مثل المشكوك فيه من ركعة أخرى

الإقناع لابن المنذر
وإذا شك في سجدة أو سجدتين سجد أخرى ، وليس عليه لذلك سجود السهو.

نهاية الزين
(أَو شكّ) غير مَأْمُوم فِي ركن هَل فعله أم لَا كَأَن شكّ فِي رُكُوعه هَل قَرَأَ الْفَاتِحَة أَو فِي سُجُوده هَل ركع أم لَا (أَتَى بِهِ) أَي بذلك الرُّكْن حَالا فَإِن مكث قَلِيلا ليتذكر بطلت صلَاته

LINK ASAL :